Kamis, 12 Januari 2012

UK 4
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIDK
PGSD SEMESTER 1

1. Jelaskan apa moral itu dan bagaimana cara menanamkan moral kepada anak usia 7-12 tahun ?
2. Setiap individu memiliki kepribadian berbeda-beda. Jelaskan apa kepribadian itu dan jelaskan tipologi kepribadiannya?
3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian anak?
4. Jelaskan istilah dibawah ini? (Pilih salah satu)
a. Autonomous morality
b. Heteronomous morality
c. Meyakini keadilan yang immanen
d. Proses internalisasi pembentukan perilaku moral
5. Kepribadian introvert vs ekstrovert,jelaskan?
6. Jelaskan pengertian, karakteristik dan bagaimana solusinya salah satu di bawah ini?
a. Phobia
b. Aphasia
c. Disleksia
d. Hiperaktivitas
e. Syndrome down
7. Jelaskan 3 karakteristik Aphasia?
8. Jelaskan bagaimana teknik memahami peserta didik dan untuk apa memahaminya?
9. Jelaskan perbedaan anak yang berbakat dan anak yang kreatif?
10. Bagaimanakah karakteristik anak yamg memiliki kesulitan belajar dan bagaimana solusi penangannya? Jelaskan!

Jawab:
1. Setiap individu memiliki kepribadian berbeda-beda. Jelaskan apa kepribadian itu dan jelaskan tipologi kepribadiannya?
Kata “kepribadian” (personality) sesungguhnya sesungguhnya berasal dari kata latin: pesona. Pada mulanya kata personality menunjuk pada topeng yang biasa digunakan oleh pemain sandiwara di zaman Romawi dalam memainkan perannya. Lambat laun, kata persona (personality) berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok masyarakat, kemudian individu tersebut diharapkan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial yang diterimanya.
Kepribadian (Allport, 1971) adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik/khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Karena tiap-tiap kepribadian adalah unik, maka sukar sekali dibuat gambaran yang umum tentang kepribadian. Yang dapat kita lakukan adalah mencoba mengenal seseorang dengan mengetahui struktur kepribadiannya. Struktur kepribadian ini dapat diketahui melalui pemeriksaan terhadap sejarah hidup, cita-cita, dan persoalan-persoalan yang dihadapi seseorang.

• Macam-macam Tipologi Kepribadian
a. Tipologi Hipocrates-Galenus
 Koleris : Hidup penuh dengan semangat, keras, hati emosi mudah terbakar, daya juang besar, dan selalu optimis.
 Melankholis : Mudah kecewa, daya juang kecil, mudah marah, dan selalu pesimis.
 Flegmatis : Tidak suka terburu-buru, kalem, tenang, tidak mudah dipengaruhi, dan setia.
 Sanguis : Hidup mudah berganti-ganti, tak tetap pendirian, dan ramah.

b. Tipologi Tempramen Sheldon
 Viscorotonia : Selalu tenang atau rileks, suka hiburan, gemar makan, tidur nyenyak, jika ada masalah dia selalu tergantung kepada orang lain dalam menyelesaikan masalah. Dia kurang mandiri dan tidak percaya diri atas kemampuannya.
 Somatonia : Sikap gagah, perkasa, energik, suka terus terang, suara lantang, kebutuhan untuk bergerak sangat banyak, terlihat dewasa dari usia sebenarnya dan jika ada masalah sering melakukan gerakan-gerakan.
 Cerebotania : Sikap kurang gagah, ragu-ragu, reaksinya cepat, kurang bergaul (sosiofobia), tidak berani bicara di depan orang banyak, tetap hidup teratur, suara kurang bebas, sukar tidurm tampak lebih muda dari usia yang sebenarnya, bila menghadapi masalah dia lebih senang mengasingkan diri.

c. Tipologi Tempramen Kant
 Sanguitis : Selalu penuh harapan, segala sesuatu selalu dianggap penting, selalu menjanjikan namun jarang ditetapinya karena kurang dipikirkan, senang menolong orang lain tetapi sifatnya sementara, peramah, periang, sukar bertobat, dan mudah bosan terhadap pekerjaan atau hiburan.
 Melankolis : Segala sesuatu dianggap penting terutama yang berhubungan dengan dirinya sehingga sering muncul syakwasangka dan bimbang. Perhatiannya selalu pada hal-hal kesukaran dan keluhan. Tidak mudah membuat janji, namun selalu menetapinya. Tidak mudah percaya dan tidak mudah menerima keramah-tamahan. Kurang senang melihat kesenangan orang.
 Koleris : Lekas terbakar emosinya, namun mudah juga mereda atau tenang tanpa membenci. Tindakannya selalu cepat tetapi tak konstan. Selalu sibuk dan senang memerintah orang daripada mengerjakannya. Senang dipuji orang secara terang-terangan, gila hormat, sikap semu, dan formal. Suka bermurah hati dan melindungi orang lain, namun bukan karena dia sayang kepada orang lain, akan tetapi lebih teruju pada kasih sayang diri sendiri. Ini dilakukannya agar dia dipuji dan mendapatkan penghargaan dari orang lain. Dia cermat dan suka mengenakan pakaian rapi agar dia terlihat lebih intelek.
 Flegmatis : Cenderung kurang kepekaan, tidak mudah bergerak, tidak mudah marah, tenang, sabar, teliti, dan sangat cocok untuk pekerjaan yang bersifat ilmiah.

d. Tipologi Kepribadian Eysenck
 Introvert : Kecenderungan menunjukkan depresi dan ketakutan dan diikuti dengan obsesi curiga, mudah tersinggung, apatis, saraf otonomi yang labih, gampang terluka, mudah gugup, rendah diri, mudah melamun, sukar tidur. Biasanya tingkat inteligensi yang dimiliki mereka adalah relatif tinggi dengan jumlah kosakata yang relatif banyak dan baik. Dia selalu bersikap tetap pada pendirian dan terkadang keras kepala, kaku, interpersonal variabelitas yang kecil, kurang suka pada lelucon terlebih pada lelucon seks.
 Ekstrovert : Cenderung mengembangkan gejala-gejala histeria, sedikit energis, perhatian sempit, prestasi kerja kurang baik, hipokondria, kosakata yang relatif sedikit, gagap, mudah kena kecelakaan, selalu sakit-sakitan. Biasanya taraf inteligensinya relatif rendah dan selalu bekerja cepat dan terburu-buru sehingga hasil kerja kurang teliti. Taraf prestasinya selalu dinilai dengan berlebih-lebihan, tidak kaku dan interpersonal variabilitas besar.


2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian anak?
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian anak yaitu:
1. Faktor bawaan, termasuk sifat-sifat yang diturunkan kepada anaknya, misalnya sifat sabar anak dikarenakan orang tuanya juga memiliki sifat sabar, demikian juga wawasan sosial anak dipengaruhi oleh tingkat kecerdasannya.
2. Pengalaman awal dalam lingkungan keluarga ketika anak masih kecil. Pengalaman itu membentuk konsep diri primer yang sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak dalam mengadakan penyesuaian diri dan sosial pada perkembangan kepribadian periode selanjutnya.
3. Pengalaman kehidupan selanjutnya dapat memperkuat konsep diri dan dasar kepribadian yang sudah ada, atau karena pengalaman yang sangat kuat sehingga mengubah konsep diri dan sifat-sifat yang sudah terbentuk pada diri seseorang.
Pada perkembangan kepribadian anak, tidak ada kepribadian dan sifat-sifat yang benar-benar sama. Tiap anak adalah individu yang unik dan mempunyai pengalaman belajar dalam penyesuaian diri dan sosial yang berbeda secara pribadi. Menurut Suadianto (2007) menjelaskan bahwa hal penting dalam perkembangan kepribadian adalah ketetapan dalam pola kepribadian atau persistensi. Artinya, terdapat kecenderungan ciri sifat kepribadian yang menetap dan relatif tidak berubah sehingga mewarnai timbul perilaku khusus terhadap diri seseorang. Persistensi dapat disebabkan oleh kondisi bawaan anak sejak lahir, pendidikan yang ditempuh anak, perilaku orang tua dan lingkungan kelompok teman sebaya, serta peran dan pilihan anak ketika berinteraksi dengan lingkungan sosial.

3. Jelaskan istilah dibawah ini? (Heteronomous Morality)
Heteronomous morality
Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan
sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia. Pemikir Heteronomous menilai kebenaran atau kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan maksud dari pelaku. Misalnya, memecahkan 12 gelas secara tidak sengaja lebih buruk daripada memecahkan 1 gelas dengan sengaja, ketika mencoba mencuri sepotong kue. Pemikir Heteronomous yakin bahwa aturan tidak boleh berubah dan digugurkan oleh semua otoritas yang berkuasa. Ketika Piaget menyarankan agar aturan diganti dengan aturan baru (dalam permainan kelereng), anak-anak kecil menolak. Mereka bersikeras bahwa aturan harus selalu sama dan tidak boleh diubah. Meyakini keadilan yang immanen, yaitu konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan dikenakan segera. Yakin bahwa pelanggaran dihubungkan secara otomatis dengan hukuman.

4. Kepribadian introvert vs ekstrovert,jelaskan?
Extrovert adalah pusat perhatian ke dunia luar, ke pengalaman obyektif, lebih terpengaruh oleh dunia di sekitarnya. Ekstrovert diasosiasikan dengan kepribadian yang terbuka serta cenderung menikmati kegiatan di tengah manusia. Oleh karena itu, manusia dengan kepribadian ekstrovert cenderung kurang menikmati aktivitas sendirian. Orang yang berkepribadian ekstrovert cocok untuk bekerja dalam tim yang harus bertemu dengan banyak orang seperti marketing, sales, customer service, pengajar, artis.
Introvert adalah pusat perhatian dalam dirinya sendiri, mengamati dunia luar juga tetapi melakukannya secara selektif dan memakai pandangan subyektif mereka sendiri, senang intropeksi. Introvert merupakan kepribadian manusia yang tertutup sehingga mereka cenderung memilih untuk sendirian atau bertemu dengan sedikit orang. Orang dengan tipologi kepribadian introvert adalah orang yang mengarahkan orang ke dunia dalam.
Kedua sikap tersebut ada pada tiap individu, tapi biasanya salah satu dominan dan sadar, sedangkan yang lain kurang dominan dan tak sadar. Hanya sedikit individu yang benar-benar murni extrovert/introvert.
Umumnya individu memiliki beberapa elemen dari dua sisi artinya manusia umumnya dipengaruhi oleh dunia dalam dan dunia luar secara bersamaan. juga, keduanya mempunyai nilai yang sama, masing-masing mempunyai kelemahan dan kekuatan. Individu yang sehat psikisnya adalah individu yang mencapai keseimbangan antara dua sikap itu, merasa sama-sama nyamannya dengan dunia dalam dan dunia luarnya.

5. Jelaskan pengertian, karakteristik dan bagaimana solusinya phobia?
Kata “phobia” sendiri berasal dari istilah Yunani “phobos” yang berarti lari (fight), takut dan panik (panic-fear), takut hebat (terror). Istilah ini memang dipakai sejak zaman Hippocrates. Phobia adalah ketakutan yang luar biasa dan tanpa alasan terhadap sebuah obyek atau situasi yang tidak masuk akal. Pengidap phobia merasa tidak nyaman dan menghindari objek yang ditakutinya. Terkadang juga bisa menghambat aktivitasnya. Bedanya sama rasa takut biasa adalah, hal yang ditakuti sebenarnya nggak menyeramkan untuk sebagain besar orang.
Phobia terjadi karena adanya faktor biologis di dalam tubuh, seperti meningkatnya aliran darah dan metabolisme di otak. Bisa juga karena ada sesuatu yang nggak normal di struktur otak. Tapi kebanyakan psikolog setuju, phobia lebih sering disebabkan oleh kejadian traumatis.
Solusi Penanganan Phobia:
1. Hypnotheraphy: Penderita phobia diberi sugesti-sugesti untuk menghilangkan phobia.
2. Flooding: Exposure Treatment yang ekstrim. Si penderita phobia yang ngeri kepada anjing (cynophobia), dimasukkan ke dalam ruangan dengan beberapa ekor anjing jinak, sampai ia tidak ketakutan lagi.
3. Desentisisasi Sistematis: Dilakukan exposure bersifat ringan. Si penderita phobia yang takut akan anjing disuruh rileks dan membayangkan berada ditempat cagar alam yang indah dimana si penderita didatangi oleh anjing-anjing lucu dan jinak
4. Abreaksi: Si penderita phobia yang takut pada anjing dibiasakan terlebih dahulu untuk melihat gambar atau film tentang anjing, bila sudah dapat tenang baru kemudian dilanjutkan dengan melihat objek yang sesungguhnya dari jauh dan semakin dekat perlahan-lahan. Bila tidak ada halangan maka dapat dilanjutkan dengan memegang anjing dan bila phobia-nya hilang mereka akan dapat bermain-main dengan anjing. Memang sih bila phobia yang dikarenakan pengalaman traumatis lebih sulit dihilangkan.
5. Reframing: Penderita phobia disuruh membayangkan kembali menuju masa lampau dimana permulaannya si penderita mengalami phobia, ditempat itu dibentuk suatu manusia baru yang tidak takut lagi pada phobia-nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar